Cukup banyak orang yang masih melakukan kesalahan dalam penulisan CV dalam lamaran pekerjaannya. Padahal, rata – rata divisi HRD di perusahaan ingin melihat terlebih dahulu CV para pelamar sebelum melihat berkas yang lainnya. Ini menandakan bahwa CV adalah berkas yang paling penting dalam melamar pekerjaan.
Untuk itu, kamu harus tahu apa saja hal – hal yang harus dihindari jika ingin CV kamu diproses oleh tim HRD. Mulai dari gaya bahasa, template dari CV itu sendiri, serta beberapa hal lainnya sangat berpengaruh apakah CV kamu akan diterima atau tidak.
Jika kamu sering belum mendapat panggilan wawancara dari lamaran pekerjaan, mungkin ada yang salah dari penulisan CV kamu. Nah, beberapa hal tersebut akan kita bahas satu persatu.
Jangan Menambahkan Status yang Kurang Penting
Data pertama yang tercantum dalam CV adalah data personal kamu. Jangan tambahkan informasi kurang penting seperti security number, status pernikahan, suku, ataupun agama. Data-data seperti itu justru memberikan peluang pihak perusahaan untuk memperlakukanmu dengan rasis.
Karena itu, di dunia internasional, informasi-informasi tadi tergolong ilegal, yang artinya, perusahaan tidak boleh menanyakan hal-hal personal semacam itu. Cukup menulis nama, alamat, nomor telepon, dan alamat email saja sudah memperjelas isi dari CV kamu.
Tak Perlu Menambahkan Informasi Hal yang Paling Disukai
Hal ini dapat menjadi pengecualian jika kamu melamar di agensi ya. Tapi untuk perusahaan yang tak ada hubungannya dengan itu, jangan repot – repot untuk meletakkannya di CV. Kenyataannya, itu bukanlah poin penting yang menjadi penilaian HRD dalam mempertimbangkan kompetensimu.
Seperti hobi misalnya, jika kamu mencantumkan terlalu banyak hobi bisa – bisa juga HRD malah menganggap kamu orang yang tidak serius dalam bekerja karena terlalu banyak kegiatan lain di luar pekerjaan yang kamu senangi.
Jangan Gunakan Alamat e–mail yang Tidak Profesional
Mungkin masih banyak di antara sekian banyak pelamar pekerjaan yang menggunakan email pribadinya dengan nama alias yang bukan nama sebenarnya. Terlebih jika nama email kamu terbilang alay. Sebagus apapun CV yang kamu buat dan sebesar apapun kompetensi yang kamu miliki, HRD akan malas untuk membukanya.
Karena dengan nama seperti itu memberikan kesan yang tidak profesional dalam melamar pekerjaan. Cukup gunakan email dengan nama asli yang layak untuk digunakan dalam melamar pekerjaan.
Jangan Meletakkan Akun Social Media di Luar Hal Pekerjaan
Jika kamu ingin terlihat up to date dengan selalu mengikuti perkembangan teknologi terutama social media, namun hal ini tak perlu kamu cantumkan dalam CV jika tak mau menjadi bahan kepoan atasan kamu.
Apalagi jika kamu mengunggah foto – foto yang agak vulgar atau curhatan – curhatan alay yang ada di akun kamu. HRD juga bukannya akan terkesan padamu, namun parahnya bisa menertawakan isi social mediamu.
Tak Perlu Menambahkan Referensi Jika Tidak Diminta
Referensi memang baik untuk bahan pertimbangan pihak HRD untuk melihat kompetensimu perusahaan sebelumnya, dan ini juga akan membuat CV kamu terlihat lebih meyakinkan. Tapi ini tak akan banyak menolongmu.
Terlebih jika kamu mencantumkan nomor di referensi, belum tentu pihak yang memberikanmu referensi akan selalu menceritakan hal baik pada tim HRD yang akan mempertimbangkan kompetensimu. Jadi, jika perusahaan tidak meminta referensi, sebaiknya tidak usah dicantumkan.
CV sangat berhubungan dengan tingkat profesionalitas dan dunia kerja, hentikan kebiasaan menaruh hal-hal yang kurang relevan. Pandai-pandailah mengatur informasi.
Buat pihak perekrut bisa menangkap dengan mudah prestasi apa saja yang sudah kamu punya, sekaligus di saat yang sama, jangan berikan semua informasinya. Buatlah mereka penasaran.***(CM-Ist/Adenovina Dalimunthe)