CERITAMEDAN.COM, Medan – Di era digital branding saat ini, kamera HP bukan hanya menjadi alat dokumentasi, tapi juga modal utama dalam menciptakan konten visual yang menarik dan menjual.
Dalam kesempatan Talkshow Fotografi Handphone di Era Digital Branding, Minggu (8/6/2025) di Pos Bloc Medan, bersama Dr. Muhammad Said Harahap M.I.Kom dan Wahyu Blahe, membahas terkait hal tersebut.
Beragam fitur canggih pada kamera handphone masa kini sudah mendekati kemampuan kamera profesional, seperti DSLR, sehingga memungkinkan siapa pun menjadi fotografer konten yang andal, asal tahu teknik dasarnya. Hal itu disampaikan oleh Muhammad Said.
Ia menjelaskan bahwa untuk menghasilkan foto yang menarik hanya dengan handphone, perlu diperhatikan: Pemilihan objek yang menarik, disesuaikan dengan genre fotografi seperti food photography, produk, lifestyle, atau human interest. Objek yang unik atau relatable cenderung lebih mudah menarik perhatian audiens.
Focus and exposure, penting untuk menonjolkan detail utama objek dan memastikan pencahayaan seimbang agar visual terlihat tajam dan estetik.
Angle pemotretan, teknik mengambil sudut pengambilan gambar sangat memengaruhi persepsi visual. Misalnya, angle low shoot untuk memberikan kesan dramatis atau top view untuk flatlay produk.
Aktifkan grid untuk rule of third, ini adalah prinsip komposisi sederhana namun krusial yang membantu menempatkan objek utama di titik-titik kuat visual.
Namun, visual yang menarik saja tidak cukup.
Dalam sesi lanjutan, Wahyu Blahe; seorang praktisi digital branding, mengungkapkan bahwa konten visual akan menjadi lebih kuat jika dipadukan dengan skill copywriting yang mumpuni.
“Karya fotografi yang dikombinasikan dengan caption storytelling atau copywriting yang tepat bisa menghasilkan efek yang luar biasa. Misalnya, foto secangkir kopi bisa jadi biasa saja, tapi dengan narasi ‘menemani sunyinya pagi tanpa kamu’, bisa membuat orang merasa terhubung secara emosional,” ujar Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu menegaskan bahwa mencintai dunia fotografi juga perlu dibarengi dengan penguasaan skill penunjang lainnya, selain skill teknis dan non teknis; seperti editing foto, branding, dan digital marketing. “Tidak cukup hanya punya kemauan, kemampuan, dan waktu saja. Bahkan konsistensi pun bisa melemah kalau karya kita tidak mendapatkan apresiasi,” tambahnya.
Ia menjelaskan bahwa apresiasi adalah bahan bakar semangat para fotografer-kreator. Apresiasi bisa diperoleh secara organik lewat like, komentar, atau share dari audiens atau secara berbayar, lewat iklan dan promosi yang menjangkau audiens lebih luas.
“Kalau karya kita bagus tapi sepi apresiasi, akhirnya motivasi pun bisa turun. Maka penting bagi konten kreator untuk menguasai strategi distribusi konten, termasuk berani beriklan saat dibutuhkan,” pungkasnya.
Jadi, mau konten viral cuma modal HP? Kuasai skill teknis dan kreatifnya, dan jangan lupa, bangun branding di dunia digital secara konsisten dan strategis.