Pemanfaatan Psikometri Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru BK

6ca3ebe8 e317 4319 b003 689e0785a95c

CERITAMEDAN.COM, Binjai – Di tengah meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar Kota Binjai, peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) menjadi semakin vital. Sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan penanganan masalah siswa, mereka dituntut memiliki kompetensi yang mumpuni dalam membaca dan merespons gejala awal perilaku adiktif.

Menjawab tantangan ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat yang dipimpin oleh Ibu Erwita Ika Violina menggagas pelatihan bertema “Pemanfaatan Psikometri Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru BK SMA Negeri Kota Binjai Dalam Menganalisis Kecenderungan Penyalahgunaan Narkoba Pada Siswa.”

Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 22 Mei 2025, di SMA Negeri 6 Binjai ini menggandeng Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Kota Binjai sebagai mitra strategis. Dalam sambutannya, Ibu Erwita menyampaikan bahwa pendekatan psikometri dapat menjadi alat bantu penting dalam mendeteksi potensi penyalahgunaan narkoba secara dini. Dengan pemetaan psikologis berbasis data, guru BK bisa menyusun intervensi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Sebagai pemateri pertama, Eka Prahadian Abdurrahman, S.I.Kom., M.K.M., ICAP I memaparkan materi “Penanganan Gangguan Adiksi Narkoba dan Perilaku pada Siswa”. Ia menjelaskan dampak luas adiksi terhadap perkembangan siswa, serta pentingnya alat ukur psikometri dalam proses deteksi dan pendampingan. Data yang dihasilkan dari alat ini akan memperkuat langkah guru dalam menyusun strategi konseling berbasis bukti.

Materi kedua disampaikan oleh Utami Nur Hafsari Putri, S.Psi., M.Psi., Psikolog, yang menekankan pentingnya tiga peran utama guru BK: pencegahan, intervensi, dan rehabilitasi. Ia menggarisbawahi bahwa guru BK harus menjadi aktor aktif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat secara psikososial, serta menjadi jembatan antara siswa, orang tua, dan layanan profesional saat intervensi lebih lanjut diperlukan.

Dalam penjelasannya, Ibu Utami juga menyoroti pentingnya menjaga kerahasiaan, memberikan empati, dan menjauhkan stigma saat mendampingi siswa yang bermasalah. Menurutnya, keberhasilan pemulihan siswa sangat ditentukan oleh sikap terbuka dan mendukung dari guru serta lingkungan sekolah.

Tingginya antusiasme peserta menunjukkan bahwa pelatihan ini menjawab kebutuhan nyata para guru BK. Diskusi berjalan dinamis, mencerminkan kesadaran bahwa mereka perlu terus mengembangkan kapasitas agar dapat merespons persoalan sosial yang kompleks di sekolah.

Diharapkan, dengan bekal psikometri dan pemahaman baru yang diperoleh, para guru BK di Kota Binjai akan semakin siap dalam mengidentifikasi dan menangani kasus penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan secara lebih manusiawi dan profesional.***(CM/ME)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *