Chika Unigwe, Penulis yang Diperhitungkan dalam Dunia Sastra Internasional

Chika Unigwe, Penulis yang Diperhitungkan dalam Dunia Sastra Internasional
Chika Unigwe © Catherine Fruchon-Toussaint/RFI

Chika Unigwe adalah seorang penulis asal Nigeria yang kini menetap di Amerika Serikat. Dengan empat novel, serta berbagai cerita pendek dan esai yang telah diterbitkan, Unigwe telah memantapkan dirinya sebagai salah satu suara penting dalam sastra kontemporer.

Lahir di Enugu, Nigeria, pada 12 Juni 1974, Unigwe merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Pendidikan dasarnya ia tempuh di Federal Government Girls’ College, Abuja, sebelum melanjutkan studi di Universitas Nigeria, Nsukka, di mana ia meraih gelar BA dalam bahasa Inggris pada tahun 1995.

Perjalanan akademik Unigwe tidak berhenti di sana. Setelah menikah dengan seorang insinyur asal Belgia, ia pindah ke Turnhout, wilayah berbahasa Belanda di Belgia.

Di sana, ia melanjutkan studinya dan memperoleh gelar MA dari Universitas Katolik Leuven pada tahun 1996, kemudian meraih gelar PhD dari Universitas Leiden, Belanda, pada tahun 2004. Disertasinya yang berjudul “In the Shadow of Ala: Igbo Women Writing as an Act of Righting” menjadi salah satu fondasi intelektual yang kuat dalam karya-karyanya.

Dalam karya-karyanya, Unigwe sering kali menyentuh tema-tema kompleks seperti cinta, kehilangan, serta ketegangan budaya dan rasial. Seperti yang disampaikan oleh Chris Abani, “Chika Unigwe menulis dengan urgensi moral yang dipupuk oleh pemahaman yang mendalam tentang kondisi manusia.”

Prosa Unigwe yang elegan dan kalibrasi membuat pembacanya terhanyut dalam cerita-ceritanya, meskipun sering kali membahas sisi-sisi gelap kehidupan.

Novel-novelnya seperti On Black Sisters’ Street yang memenangkan Commonwealth Writers’ Prize untuk wilayah Afrika pada tahun 2012, menceritakan kisah-kisah wanita Nigeria yang terperangkap dalam dunia prostitusi di Eropa. Cerita-cerita ini tidak hanya menawarkan pandangan kritis terhadap realitas sosial yang keras, tetapi juga penuh dengan kehangatan dan belas kasih yang mendalam, sebagaimana dikatakan oleh Caryl Phillips.

Selain menulis, Unigwe juga aktif dalam berbagai kegiatan lainnya. Selama tinggal di Belgia, ia pernah duduk di dewan kota Turnhout dan mengajar bahasa Flemish kepada imigran. Ketika pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2013, Unigwe terus mengejar karir di dunia sastra dengan menjadi Direktur Kreatif Awele Creative Trust dan menjabat sebagai dosen tamu di beberapa universitas ternama seperti Brown University dan Emory University.

Sebagai juri Man Booker International Prize pada tahun 2016, Unigwe semakin memperkuat posisinya di kancah sastra internasional. Pengalaman ini, ditambah dengan keterlibatannya dalam pendidikan, membentuk dirinya menjadi sosok yang tidak hanya menghasilkan karya sastra yang berpengaruh tetapi juga berkontribusi pada pengembangan bakat-bakat muda dalam menulis.

Karya-karya Unigwe mencerminkan perjalanan hidupnya yang melintasi berbagai benua dan budaya. Pengalaman pribadinya sebagai imigran dan wanita Afrika yang hidup di diaspora menjadi latar belakang yang kuat dalam penulisan novelnya. Dengan segala pencapaian dan kontribusinya, Chika Unigwe adalah figur yang tak hanya menginspirasi, tetapi juga membangun jembatan pemahaman antara budaya.

Dalam beberapa tahun ke depan, Chika Unigwe akan terus menjadi salah satu penulis yang diperhitungkan dalam dunia sastra internasional. Kehadirannya di Georgia College and State University sebagai bagian dari program MFA dalam Creative Writing adalah bukti dedikasinya terhadap dunia literasi.

Keunggulan naratif dan suara khasnya menjadikan Unigwe salah satu pencerita terkemuka di zaman kita. Anda bisa mengunjungi website chikaunigwe.com mengenai profil lengkap tentang dirinya.***(CM/WB)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *